Halaman

Powered By Blogger

Minggu, 29 Januari 2012

Time

Dalam sebuah perjalanan, pernahkah Anda merasa bahwa perjalanan pulang lebih singkat dibandingkan saat Anda pergi untuk berangkat ? Pernahkan pula Anda merasa bahwa detik, menit, jam, bahkan hari - hari Anda berlalu sedemikian cepatnya hingga Anda tidak menyadari bahwa anak Anda telah bekerja, istri Anda mulai menua dan Anda sendiri sudah tidak muda lagi ?

Seperti itulah gambaran hidup, kita akan merasa bahwa "tiba - tiba" kita telah berusia 40 tahun dan telah meninggalkan masa - masa muda. Kita juga akan mulai berpikir bahwa kesempatan yang diberikan Tuhan kepada kita berlalu sedemikian cepatnya.

Sementara dalam kehidupan sehari - hari, sering sekali kita mengabaikan segala sesuatunya. Kita selalu merasa sibuk untuk mengerjakan satu hal dan lebih sering untuk mengabaikan hal lain yang kita anggap kurang berbobot. Namun, yang terjadi sebenarnya tidaklah demikian. Banyak hal - hal kecil yang sangat penting namun justru kita abaikan. Kita selalu saja sibuk dengan karir kita sendiri hingga tidak menyadari bahwa keluarga kita telah lelah menunggu perhatian yang selama ini tak kunjung didapatkannya. Alasan yang seringkali kita gunakan adalah bahwa kita telah sangat keras bekerja sehingga sedikit (atau bahkan tidak ada) waktu untuk keluarga atau seseorang yang kita sayangi.

Memang, selama dunia ini masih berputar keadaan akan selalu seperti itu yang mana waktu tidak akan pernah cukup untuk kita. Yang harus dilakukan adalah mencukupkan waktu kita dengan melakukan efisiensi. Jangan pernah mempertaruhkan waktu hanya untuk satu hal yang manfaatnya sangat kecil, tetapi gunakanlah waktu untuk melakukan hal - hal yang akan sangat berkesan bagi kehidupan banyak orang, karena waktu tidak akan pernah dapat terulang kembali dan ia akan berputar semakin cepat seiring perjalanan hidup kita. Jangan pernah terjebak dalam penyesalan masa lalu, tataplah masa depan dan perhatikanlah segala sesuatu yang kita lakukan hari ini, karena hari esok sangat tergantung dari apa yang kita perbuat sekarang.

Hargailah waktu sebelum ia mempercepat langkahnya dan menggilas kita. Marilah kita lakukan segala sesuatu dengan hati untuk kita, untuk keluarga, untuk orang - orang terkasih dan untuk masyarakat.

Minggu, 22 Januari 2012

[Moslem] Satu

Tahukah Anda, berapa jumlah presiden, raja, ataupun perdana menteri di sebuah negara ?
Tahukah Anda, ranking berapakah yang selalu di harapkan semua siswa di kelasnya ?
Tahukan Anda, bahwa Hidrogen memiliki nomor atom 1 dan ia memiliki kekuatan yang luar biasa jika meledak ?
Tahukah Anda bahwa bagian vital manusia (otak) hanya ada satu ?

Hampir semua orang pasti sangat familiar dengan beberapa pertanyaan tersebut, karena semuanya adalah hal - hal nyata yang sangat mudah ditemukan. Namun kata kunci semua pertanyaan tersebut hanya ada dua, yaitu "satu" dan "paling". Kita semua tahu bahwa kepala negara atau kepala pemerintahan adalah orang yang paling berkuasa di sebuah negara dan masing - masing negara hanya punya satu orang. Begitu juga dengan rangking satu di kelas yang menggambarkan tingkat pemahaman seseorang pada materi yang diajarkan.

Jika fakta - fakta diatas dihubungkan dengan agama Islam, kita akan menemukan kebenaran bahwa Allah SWT. adalah satu - satunya Tuhan yang patut disembah. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Yunus : 6 yang artunya : "...pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar - benar terdapat tanda - tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang - orang yang bertakwa". Dalam surat tersebut Allah SWT menerangkan bahwa Ia telah menciptakan tanda - tanda untuk meyakinkan kita agar keimanan kita semakin meningkat. Namun, tanda - tanda-Nya hanya dapat dilihat oleh orang - orang yang bertakwa seperti yang disebutkan Allah SWT pada ayat tersebut di atas.

Oleh karenanya, sebagai seorang muslim, marilah kita tingkatkan kadar keimanan dan ketakwaan kita pada Allah SWT agar kita selalu berada di jalan-Nya sampai akhir hayat.

Satu Dibagi Nol

1/0 = ~ (baca : satu dibagi nol sama dengan tak terhingga)

Itulah hukum alam yang akan selalu berlaku dimanapun di dunia ini tidak terbatas pada persamaan matematika saja tetapi juga berlaku pada kita, manusia. Sebagai manusia kita seringkali melakukan segala sesuatu dengan terpaksa, entah karena dipaksa oleh keadaan atau yang lainnya. Saat kita melakukan suatu hal dengan kondisi demikian, bisa dipastikan bahwa pekerjaan yang dihasilkan tidaklah seperti yang kita harapkan.

Sesuai dengan persamaan matematika di atas, bahwa untuk mencapai hasil yang maksimal - bahkan lebih baik - kita harus membawa hati kita pada posisi nol. Artinya kita harus mengikhlaskan diri kita untuk menjalani kehidupan ini dan selalu bersyukur atas apa yang telah kita dapatkan hari ini. Cara mengikhlaskan diri yang paling baik adalah selalu berusaha mengerjakan segala sesuatu dengan maksimal sesuai kemampuan kita. Apapun yang kita kerjakan jika dilakukan dengan sepenuh hati, maka hasilnya pun tidak akan terlalu jauh dari harapan kita.

Ikhlas saja belumlah cukup. Untuk itu kita harus bersyukur dengan apa yang telah kita dapatkan hari ini dan selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik esok hari. Satu kesatuan utuh antara pikiran yang tenang dan hati yang ikhlas akan menumbuhkan kekuatan yang luar biasa. Dengan demikian, apapun cobaan hidup yang mendera akan selalu mudah untuk diselesaikan.